Saturday, July 02, 2005

Bertepuk Sebelah tangan

"Bertepuk sebelah tangan", "Kata Omoi", "unrequited love".. atau apalah namanya adalah suatu fenomena yang mengagumkan.

Memang bertepuk sebelah tangan itu memukul angin, hampa, kosong, tak berbunyi, tak bersuara, tak berasa.
Hanya memiliki perasaan itu sendirian, tanpa kepastian akan datangnya tangan yang menyambut.
Sedih, Sepi.. bagi banyak orang adalah suatu pengalaman yang mengerikan.

Tapi bagaimana kalau kita memandang "Bertepuk sebelah tangan" dari sudut pandang yang berbeda.

Bagaimana kalau kita coba melihat "Bertepuk sebelah tangan" sebagai suatu gerbang kesempatan.

"Bertepuk sebelah tangan"
, menjulur dan mengayunkan sebelah tangan, berharap akan datangnya sambutan, tapi tidak datang... bukan, bukan tidak... mungkin hanya belum datang.

Coba rasakan pada saat kita bertepuk sebelah tangan, kesempatan, kemungkinan terbuka lebih luas dihadapan. Apabila kemudian ada yang menyambut, kita bisa hi5, berjabat tangan, atau menepuk dengan lembut.Kalaupun tidak ada, setidaknya kita sudah membuka pintu gerbang kemungkinan. Kali ini gagal.... mungkin lain kali tidak!

Pernahkah terbayang bahwa setiap orang mungkin pernah "bertepuk sebelah tangan". Mungkin bahkan pasangan paling romantis sedunia, soulmate, cinta sejati itu semua bermula dari keberanian untuk memulai bertepuk sebelah tangan..

Pernahkah terbayang bahwa mungkin tidak pernah ada seseorang yang yakin dari awal dia tidak sedang "bertepuk sebelah tangan".

Pernahkah terbayang bahwa mungkin bahkan mereka yang akhirnya berhasil "bergandengan atau bertepuk tangan", adalah dikarenakan ia dan pasangannya saling "bertepuk sebelah tangan"?

Hanya dibutuhkan 2 orang yang bertepuk sebelah tangan untuk dapat bertepuk tangan.
Mungkin saat ini ia pun sedang bertepuk sebelah tangan ...

6 comments:

Zainal M said...

ii ne..
demo hitotsu wasureta koto arimasenka.. timingu!!
datte sa.. sore sae machigattara.. sure chigai ryouomoi ni natte shimau.. nde.. eien no kataomoi ni naru GIRI.. ZANNEN
maa genki dase yo.. ^_^;

Anonymous said...

nice... zainal juga nice... persoalannya, apakah saat kita bertepuk tangan sebelah, memang saat yang perlu bagi kita untuk mengayunkan tangan? mengingat "tangan" juga banyak "pekerjaannya" : menulis, mengetik, menyuap, me... Alih-alih ngabisin waktu iseng-beriseng mengayunkan tangan sebelah, berharap tiba-tiba muncul satu tangan lain yang menyambut, bagaimana kalau memperhitungkan timing dan reasons for the "unique" action... ^-^

Zainal M said...

iyaa.. zuibun surudoi na komento desune.. mattaku sono toori desu..
bukan apa apa kok.. cuman sekedar berbagi dari pengalaman ajha sbg PMDKers (Pdkt Mulu Dapetnya Kagak).. belajar dari tepukkan" kosong selama ini.. soalnya salah salah bukannya jadi tos.. tapi malah jadi mukul jidat aite.. (abis g bisa baca.. orang dia cuman mo garuk garuk kepala.. ee dikira mo ngajakin tepuk tangan ^_^;)
cuman kadang khan ada juga tuh yg suka reflek ngangkat tangan.. karena lagi heppi misalnya.. he he he (mungkin waktu kecil kebanyakan nyanyi "kalo ko suka hati tepuk tangan" kali yee..)

Unknown said...

Waduh.. perumpamaannya terlalu rumit. Saya jadi malah tidak mengerti mas zain.. ^_^. Yah sebenernya aku nulis ini sehabis nonton "ima ai ni yukimasu". Dan jadi kepikiran .. mungkin juga yah kejadian, kedua belah pihak saling mengira bahwa mereka "kata omoi". Jadi.. aku tidak menganjurkan untuk bertepuk sebelah tangan terus menerus. Tapi cuman mau hagemasu.. mereka yang hanya "berandai2" apakah bertepuk sebelah tangan atau tidak.

Anonymous said...

heeh sebaeknya sih jujur.. kalo kata omoi.. nyantai ajha dulu .. g perlu buru buru, istirahat ajha dulu..
aku juga saikin suka kata omoi nih..
eh tapi yg bener bukannya kata kori? kata ga koru.. bukan kata ga omoi ^_^;

Anonymous said...

あら。。。気持ち分かるよ^^