Sunday, October 14, 2007

Idul Fitri

Alhamdulillah hari ini aku bisa menengok lagi Idul Fitri... (dengan harapan yang sangat, masih boleh dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan).

Idul Fitri tahun ini.. temanya "mengamati" (gak mencolok) dan "mendengar"...

Hehehe.. jujur tahun2 sebelumnya kalau Idul Fitri.. pengennya keliatan beda.. pengennya medachitakatta (menonjol)...

Tapi tahun ini, entah kenapa, dengan baju koko putih (dengan harapan disukai Allah SWT).. pengennya gak terlalu "beda" dengan yang lain. ^_^.. dan mengamati sekitar.. ternyata lebih banyak yang bisa diambil.

Bener ternyata, saat mulut kita ditutup.. Indera yang lain jadi lebih terbuka..

Liat kohai dan teman2 dengan pakaian yang bagus2 jadi nanka.. ureshii na..
Pada keliatan Keren dan Cantik.

Ada yang pake baju kemeja putih, dan sweater hitam.. yang keren kayak Esmut.
Ada yang pake mirip2 baju2 adat Betawi (melayu) yang cowok.. dengan bahan (yang katanya )di impor dari negri Jiran Brunei Darussalam ^_^
Ada yang pake peci mirip Ustad.. kayak sorban gitu.
Ada beberapa kohai akhwat yang baru mulai pake Jilbab.. (Semoga berkelanjutan ya Ukhti) ^_^

Terus dengan menutup mulut dan mulai mendengar.. jadi bisa lebih mengamati sekitar...

Seperti biasa tim "pekerja keras" masih sampai terakhir mencoba mengkoordinir Zakat Fitrah dari Umat, agar dapat disalurkan ke yang membutuhkan di Indonesia. (Semoga amal antum ikhlas, dan diterima oleh Yang Maha Adil Akhii).

Bapak-bapak dari KMII yang terus berusaha mengkoordinir umat, agar penyelanggaraan Shalat Idul Fitri dapat berjalan lancar dan rapih. Yang aku lihat tahun ini lumayan teratur. Alhamdulillah cuaca cerah, mendukung juga.  Walau karena bertepatan dengan hari libur, orang yang dateng banyak jadi terdapat 2 kloter penyelenggaraan Sholat Idul Fitri.

Namun, sayangnya setelah penyelenggaraan Sholat kloter ke 2.. banyak temen2 yang tidak mendengarkan Khutbah Idul Fitri (padahal itu kan termasuk seperangkat sunah Idul Fitri, lagian.. khotbah dari Ustad tahun ini menyentuh.. isinya bagus dan InsyaAllah baik untuk refleksi -pendapat pribadi sih-)

Waktu makan2 di Wisma (BTW bapak ibu mas mbak yang sudah bekerja keras demi terselenggaranya acara ini terimakasih yah ^_^..MAKANANnya ENAK !!!) juga kerasa bisa menyambung Silaturahim dengan banyak orang.

Dengan sistem lontong yang sudah di bagi2 permangkok, plus kerdusan (isi air minum dan snack).. penyelenggaraannya lumayan tertib dan lancar. Sampai terakhir pun nampaknya semua tamu yang hadir kebagian makan.

Sayangnya... banyak temen2 yang gak membuang bekas makanannya di tempatnya. Plus.. karena tidak jelas pembagian bagian merokok dan tidak merokok.. jadi kami2 yang tidak merokok pun terpaksa menjadi perokok pasif.

Oh iya.. disitu juga kerasa kalau jaman ku sudah mulai lewat ^_^ hehehehe.. Alhamdulillah antara kohai, hubungan silaturahimnya erat... dan saling berkumpul. Zaman ku untuk "ramai" mungkin sudah sedikit beralih ke mereka2 yang lebih muda.

BTW.. sempet kaget juga waktu ada kohai yang aku pikir udah tahu tentang aku, ternyata mengira kalau umurku sudah 27 tahun.. (hehehehehe mukaku borosh).. mbak2 mas2 bapak2 ibu2 teman2... aku masih 22 loh.. InsyaAllah nanti Desember jadi 23.

Terus juga sempet ketemu beberapa pasangan baru (yang baru nikah tahun ini)..
Ibu D dan Om J.. selamat yah.. Shiawase so (kayaknya bahagia sekali)...
Bapak A dan Istrinya.. waaaah baru pertama kali bertemu dengan istri ente.. wajah ente berseri2.
Mas B ... terimakasih atas ucapan selamatnya... walaupun rumah anda jauh  ^_^ (gak nyambung)

Kesimpulan, dengan mengurangi penampilan.. jadi lebih bisa mengamati.. dan jadi bisa sedikit lebih merasakan indahnya silaturahim. Selamat Idul Fitri saudara2ku..

Sungguh Aku Mencintai Mu karena Allah...

Monday, October 08, 2007

Diary Pengantin

Rating:★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Izzatul Jannah & Robi'ah al-Adawiyah
Pas lagi ngoprek2 koper ketemu buku ini. Mungkin istri terlupa menaruhnya di sini... or sengaja diselipin biar aku baca .. hehehehe

Buku ini nonfiksi.. nampaknya merupakan cerita hidup mbak I je dan mbak Robi'ah (ngasal pake mbak) ^_^. Tapi nama tokohnya diganti.. kalau yang separuh awal cerita pasangan Ajeng dan Bagas (ini mungkin mbak I je).. sedang separuh akhir cerita pasangan Rafa dan Hafidh (ini mungkin mbak Robi'ah).

Metode penulisannya bagaikan sang istri sedang bercerita pada Diary.. Diary sebagai orang ke-dua.. sering direfer sebagai Dy.. or kata ganti lainnya. Sedangkan suami sering direfer sebagai orang ke 3...

Kalau isinya.. Hmmmmm

Secara umum ini menceritakan pernikahan --mulai dari taaruf sampai kehidupan pernikahannya itu sendiri -- dari sudut pandang seorang akhwat yang aktif -- bisa dibilang sangat aktif-- dalam dakwah.. yah kalau minjem istilah istri "akhwat2 jilbab panjang" ^_^.

Entah kenapa kedua tokoh wanita disini menikah pada usia 23 tahun.. hehehe mirip seperti aku dan mbak ully (tahun ini Desember InysaAllah 23..)--intermezzo

BTW.. yah diceritakan didalam buku ini, apa sih yang terjadi dalam rumah tangga para akhwat dan ikhwan ahli dakwah. Apa aja sih konflik yang mungkin terjadi.. mengapa itu bisa terjadi.. apa solusi mereka..

Kisah Ajeng dan Bagas cukup menarik.. dimana diceritakan sering terjadi konflik antara mereka yang diakibatkan 2 karakter yang bisa dibilang sangat berbeda. Bertolak belakang. Yang seorang penyemangat, yang seorang lebih tenang. Yang seorang idealis, yang seorang lebih praktis. Yang seorang suka berbicara, yang seorang pendiam. Intinya tentang perbedaan karakter dalam rumah tangga. Setidaknya buat aku yang selama ini merasa sifat dan cara berpikir kami (aku dan mbak Ully -red) mirip, kisah ini bisa jadi bahan perenungan, bahan untuk introspeksi, dan pelajaran.

Sedangkan kisah Rafa dan Hafidh menceritakan tentang pasangan yang punya visi saklek dengan pemikiran yang "Revolusioner" (meminjem kata2 Rafa dalam diary-nya). Pada cerita kedua ini lebih banyak menggambarkan tentang Idealisme yang dimiliki oleh Rafa dalam hubungannya dengan "pasangan" dan "berumah tangga". Semangat meletup2 bisa dibaca pada untaian kata2 Rafa. Untuk mereka2 para akhwat dan ikhwan sejati.. yang beridealisme tinggi dengan kualitas keimanan yang tinggi pula, mungkin bisa menjadi bahan pemikiran dan introspeksi.

Tapi jujur, aku pribadi kurang bisa ber-empati dengan Rafa dan suaminya.. Buatku terlalu jauh.. bagai "sebuah lagu tentang negri diawan"--kata Katon^_^.. kualitasnya beda. Dan malah terkadang kesannya kaya' membaca versi cerita bersambung dari buku2 pernikahan karangan M Fauzil Adhim...

Kalaupun ada alur perasaan yang bisa kumengerti.. itu karena Rafa dan suaminya LDR (Long Distance Relationship) kayak aku sekarang ^_^

Sebenernya buku ini menarik.. karena buat aku yang di KTP berjenis kelamin Pria.. bisa mengerti sedikit pemikiran dan gaya berpikir wanita. Bisa menyelami sedikit terumbu karang dari samudra hati para akhwat(Yang kalau menurut KTP istriku .. itu jenis kelaminnya ^_^).

Selain itu aku juga bisa mengambil hikmah kalau Akhwat Jilbab Panjang dan Ikhwan Jenggot lebat itu juga MANUSIA.. punya Rasa punya Hati... jangan samakan dengan para malaikaaaat hehehehe.. Dimana ternyata layaknya hubungan suami istri lainnya ada juga percekcokan, pertengkaran dan ketidak cocokan dalam satu dan lain hal.

Tentunya ini bisa jadi hembusan nafas segar yang sedikit melegakan untukku..dimana aku akhirnya mendapatkan contoh kalau bahkan keluarga para aktifis pun diuji dengan itu.

Nah karena ini bisa saja aku memberikan bintang 3 untuk buku ini.

Cuman sayangnya.. buku ini buatku terlalu tinggi.. tidak benar2 menyentuh.. dan kurang bisa berempati..Dan kalau tidak bisa berempati, sulit bagi aku untuk terhanyut dalam aliran kata-kata pada buku ini, dan kemudian menutup bukunya dengan puas. Terutama seperti kubilang tadi.. dibagian Rafa dan Hafidh.

Selain itu, juga di beberapa tempat kesannya ingin menyampaikan pesan2 moril yang padat, sehingga terkadang kisah2nya kurang menarik.. dan dipaksakan untuk diceritakan.

Jadi kesimpulan akhirnya..
bagi akhi dan ukhti
beridealisme tinggi
yang hendak menikah dini.. (maksain pake i semua ^_^)
mungkin buku ini bagus untuk anda

bagi aku yang tidak terlalu aktifis..
buku ini kurang cocok untuk dijadikan referensi berumah tangga.. tapi bukan berarti tanpa manfaat, karena banyak juga yang bisa dipelajari disana...